![]() |
Bullshit Jobs | via www.boingboing.net |
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas secara (sangat) ringkas, pikiran Petter Evans dan David Graeber, masing-masing dalam buku Embedded Autonomy dan Bullshit Jobs. Kedua buku ini intinya membahas tentang mekanisme pasar yang ditawarkan oleh negara-negara modern beserta implikasinya terhadap sistem sosial masa kini.
Di buku Embedded
Autonomy, Petter Evans
berargumen tentang pentingnya negara membina pembangunan, bagi Evans,
birokrasi membutuhkan otonomi masyarakat untuk berkontribusi pada
pembangunan ekonomi. Di sini, negara dan masyarakat bisa saling
bersinergi untuk meraih hasil dari pengembangan ekonomi, melalui apa
yang disebut sebagai lembaga swasta.
Evans melihat fenomena
bangkitnya industri IT yang hampir semuanya dikelola oleh swasta yang
memang sangat berkontribusi pada pembangunan ekonomi negara. Sebutlah
'silicon valley' yang menjadi andalan ekonomi Amerika Serikat,
bagaimana urgensinya perusahaan-perusahaan tersebut bagi Amerika
Serikat kemudian dilihat dan ditiru oleh Brazil, India dan China.
Sementara
itu, di literatur yang lain, David Graeber menulis tentang bagaimana
masyarakat melihat pekerjaannya sebagai apa yang oleh Evans dianggap
sebagai kontribusi bagi pembangunan ekonomi negara. Tulisan ini
berangkat dari esai yang ditulisnya di majalah STRIKE!
berjudul 'on the phenomenon of Bullshit Jobs: A Work Rant' pada
tahun 2013. Tulisan pendek yang terdiri dari empat belas paragraf
tersebut dimulai dengan pertanyaan retoris dari apa yang pernah
diprediksikan oleh John Maynard Keynes pada tahun 1930 yang nyatanya
tidak terbukti. Graeber berpendapat bahwa ada jutaan orang di seluruh
dunia yang bekerja namun merasa bahwa pekerjaan mereka adalah suatu
omong kosong.
Graeber melihat
fenomena kontemporer, di mana banyak orang berpikir bahwa
pekerjaannya tidak benar-benar berarti dan tidak berkontribusi pada
dunia. Bagi Graeber di dalam tulisannya adalah kritik terhadap
ekonomi neoliberal (pasar bebas) yang berlangsung sejak zaman
Thatcher dan Reagan, Graeber (2013: 21-22) menulis:
I had come to this
conclusion because it seemed to be the only way to explain how those
in power actually behaved. While neoliberal rhetoric was always all
about unleashing the magic of the marketplace and placing economic
efficiency over all other values, the overall effect of free market
policies has been that rates of economic growth have slowed pretty
much everywhere except India and China; scientific and technological
advance has stagnated; and in most wealthy countries, the younger
generations can, for the first time in centuries, expect to lead less
prosperous lives than their parents did.
Graeber mengatakan
bahwa retorika neoliberal adalah tentang melepaskan keajaiban pasar
dan menempatkan efisiensi ekonomi atas semua nilai lainnya, efek
keseluruhan dari kebijakan pasar bebas adalah bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi telah melambat di mana-mana kecuali India dan
Cina; kemajuan ilmiah dan teknologi telah stagnan; dan di kebanyakan
negara kaya, generasi yang lebih muda dapat, untuk pertama kalinya
dalam berabad-abad, berharap untuk menjalani kehidupan yang kurang
sejahtera daripada orang tua mereka.
Fenomena perusahaan
yang berbasis teknologi yang 'memaksa' pekerja mereka untuk bekerja
tanpa henti agar mampu bersaing di pasar IT adalah salah satu contoh.
Di China, pekerja diupah secara murah dan dipaksa bekerja siang dan
malam untuk memproduksi ponsel murah yang ditargetkan untuk menguasai
pasar dunia. Fenomena ini adalah salah satu contoh dari apa yang
dimaksudkan oleh Graeber sebagai 'bullshit jobs'.
Referensi
Evans, P. 1995.
Embedded Autonomy: States & Industrial Transformation. New
Jersey: Princeton University Press.
Graeber, David. 2018.
Bullshit Jobs: A Theory. New
York: Simon & Schuster.
0 Komentar